JAKARTA – Harapan yang sudah membumbung tinggi, menyatukan emosi dari Sabang hingga Merauke, harus terhempas pada Minggu dini hari (12/10/2025). Kekalahan tipis 0-1 dari Irak dalam laga krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia mengakhiri perjalanan historis Timnas Indonesia dan meninggalkan luka serta kekecewaan yang mendalam di hati 280 juta rakyat Indonesia.
Impian untuk menyaksikan Merah Putih di panggung sepak bola dunia, yang telah dibangun melalui perjuangan heroik selama dua tahun dan pencapaian bersejarah menembus putaran keempat kualifikasi, kini harus tertunda setidaknya hingga edisi 2030.
Air Mata di Lapangan dan Lini Masa
Momen menyakitkan itu bukan hanya terasa di King Abdullah Sports City, Jeddah, tempat laga digelar. Di bangku cadangan, pelatih Patrick Kluivert menunjukkan gestur frustrasi. Di lapangan, para pemain pilar seperti Thom Haye dan Calvin Verdonk tak kuasa menahan air mata kekecewaan, memperlihatkan betapa besar beban emosional yang mereka pikul.
Kesedihan para pemain ini segera menular ke seluruh negeri. Lini masa media sosial dipenuhi luapan emosi:
- Tagar #KluivertOut menjadi trending topic sebagai bentuk kritik keras terhadap strategi pelatih yang dinilai tidak efektif di dua laga terakhir putaran ini (melawan Arab Saudi dan Irak).
- Munculnya seruan kerinduan kepada pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong, yang dianggap sebagai arsitek kebangkitan tim di fase awal kualifikasi.
- Ribuan komentar membanjiri unggahan PSSI dan para pemain, sebagian besar berisi kekecewaan, namun banyak juga yang menyampaikan rasa bangga atas capaian sejarah yang sudah diukir.
Evaluasi dan Permintaan Maaf dari Petinggi
Menanggapi kegagalan yang memicu gejolak emosi nasional ini, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, langsung menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat.
“Kami memohon maaf, mimpi untuk lolos ke Piala Dunia belum bisa kami wujudkan saat ini,” ujar Erick, seraya menambahkan apresiasi bahwa ini adalah capaian tertinggi yang pernah diraih Indonesia dalam sejarah kualifikasi.
Meski demikian, desakan untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jajaran pelatih dan tim mulai menguat. Masyarakat menilai, kendati sudah mencapai babak keempat, performa tim di bawah komando Patrick Kluivert dinilai menurun drastis, terutama dalam hal penyelesaian akhir dan pertahanan.
Pesan Harapan di Tengah Kesedihan
Di tengah duka, muncul pula optimisme yang mencoba meredam kesedihan. Beberapa tokoh dan pengamat menekankan bahwa kegagalan ini bukanlah akhir, melainkan awal.
Pemain bertahan sekaligus kapten tim di laga ini, Jay Idzes, mencoba merangkul kekecewaan publik. “Kami sudah berjuang sekuat tenaga, hasilnya belum berpihak. Tapi kami percaya masa depan tim ini cerah. Kami akan kembali lebih kuat,” tegasnya. bolaqiuqiu
Perjalanan 731 hari Timnas Indonesia di kualifikasi ini, dengan segala drama, kemenangan, dan rekor barunya, telah menyuntikkan nyawa baru ke dalam sepak bola nasional. Meskipun mimpi Piala Dunia 2026 telah pupus, semangat juang para Garuda menjadi warisan berharga yang harus terus dijaga demi mewujudkan impian yang tertunda di edisi mendatang.