Hasil Pertangingan Timnas Indonesia U-17 Menang Atas Honduras

Doha, 11 November 2025 – Sejarah tercipta di Lapangan 2 Aspire Zone, Al Rayyan, Qatar, ketika Timnas Indonesia U-17 Garuda Muda membalikkan prediksi dan menumbangkan Honduras U-17 dengan skor meyakinkan 3-1 pada laga penutup Grup H Piala Dunia U-17 2025. Kemenangan dramatis yang disiarkan langsung melalui FIFA+ mulai pukul 21.45 WIB ini bukan hanya mengakhiri puasa poin Indonesia setelah dua kekalahan beruntun, tapi juga mengantarkan skuad asuhan Nova Arianto lolos ke babak 16 besar sebagai salah satu dari delapan tim peringkat ketiga terbaik. Gol sundulan Zahaby Gholy (22′), tendangan jarak jauh Arkhan Kaka (35′), dan aksi solo Evandra Florasta (78′) menjadi penutup manis bagi perjuangan 90 menit yang penuh emosi, di hadapan ribuan suporter Indonesia yang hadir langsung dan jutaan lainnya di Tanah Air.

Pertandingan dimulai dengan tekanan tinggi dari Honduras. Los Catrachos, yang juga membawa misi harga diri setelah kebobolan 12 gol di dua laga sebelumnya, langsung menggebrak. Hanya delapan menit berjalan, striker andalan Carlos Pinares memanfaatkan kelengahan lini belakang Indonesia. Umpan terobosan Anthony Garcia dari sisi kiri dituntaskan Pinares dengan sepakan keras kaki kanan melewati kiper Daffa Fasya. Skor 0-1 membuat suasana mencekam; Honduras menguasai possession hingga 62 persen di 15 menit pertama, dengan tiga tembakan on target yang memaksa Fasya bekerja keras. Namun, Garuda Muda tak panik. Nova Arianto, yang duduk di bench dengan ekspresi tenang, menginstruksikan anak asuhnya untuk tetap sabar dan memanfaatkan set-piece.

Hasil Pertangingan Timnas Indonesia U-17 Menang Atas Honduras

Momen krusial datang di menit ke-22. Sepak pojok Arkhan Kaka dari sisi kanan disambut sundulan keras Zahaby Gholy di tiang dekat. Bek Honduras Christopher Rivas salah antisipasi, dan bola bersarang di sudut atas gawang kiper Jose Valdez. Gol penyama kedudukan itu seperti suntikan adrenalin; suporter Indonesia di tribun timur langsung bernyanyi “Garuda di Dadaku” hingga bergema ke seluruh kompleks Aspire Zone. Statistik babak pertama menunjukkan Indonesia mulai bangkit: possession naik ke 44 persen, dengan empat tembakan (dua on target) berbanding tujuh milik Honduras.

Puncak kebangkitan terjadi menjelang turun minum. Di menit ke-35, Arkhan Kaka—pemain yang baru berusia 16 tahun tapi sudah jadi kapten—menerima bola di tengah lapangan. Ia menggiring bola melewati dua gelandang Honduras, lalu melepaskan tendangan jarak 25 meter yang melengkung indah ke sudut kanan atas gawang. Valdez terpaku; skor berubah 2-1. Gol itu bukan hanya cantik, tapi juga krusial karena membalikkan momentum. Honduras sempat protes keras karena menganggap ada pelanggaran di tengah lapangan, tapi wasit Ali Al Qahtani dari Qatar tetap sahkan gol tersebut setelah cek VAR singkat. Babak pertama berakhir dengan Indonesia unggul, meski Honduras masih mendominasi tembakan (9 berbanding 6).

Memasuki babak kedua, Honduras mengganti strategi menjadi serangan total. Pelatih Reinaldo Rueda Jr. memasukkan gelandang serang Edwin Rodriguez untuk menambah daya gedor. Tekanan mereka nyaris berbuah di menit ke-52 saat Pinares melepaskan voli dari luar kotak penalti, tapi Daffa Fasya melakukan super save dengan menepis bola ke atas mistar. Kiper berusia 17 tahun itu menjadi pahlawan dengan dua penyelamatan krusial lagi di menit ke-60 dan 65, termasuk memblok sundulan jarak dekat dari bek tengah yang naik membantu serangan. Statistik Opta mencatat Fasya melakukan lima save, tertinggi di laga ini.

Indonesia justru mematikan permainan lewat counter-attack mematikan. Di menit ke-78, Evandra Florasta—pemain sayap lincah dari Akademi Persib—menerima umpan panjang dari Putu Panji. Ia menggiring bola dari tengah lapangan, mengelabui dua bek dengan skill step-over khasnya, lalu melepaskan tendangan kaki kiri keras ke tiang jauh. Gol ketiga itu memastikan kemenangan 3-1, sekaligus mengangkat expected goals (xG) Indonesia menjadi 2,14 berbanding 1,87 milik Honduras. Florasta, yang baru masuk menggantikan Fadly Alberto di menit ke-70, langsung jadi man-of-the-match versi FIFA.

Kemenangan ini membawa Indonesia mengumpulkan tiga poin dengan selisih gol minus empat (sebelumnya minus tujuh setelah kalah 1-3 dari Zambia dan 0-4 dari Brasil). Di klasemen mini peringkat ketiga terbaik, Garuda Muda berada di urutan keenam, melewati tim seperti Iran, Senegal, dan Honduras sendiri. Delapan slot peringkat ketiga diisi berdasarkan poin, selisih gol, gol dicetak, dan fair play—Indonesia lolos dengan catatan disiplin baik (hanya tiga kartu kuning).

Reaksi langsung membanjiri Tanah Air. Presiden Republik Indonesia melalui akun X resminya menulis: “Selamat Garuda Muda! Kalian buktikan Indonesia bisa bersaing di panggung dunia. Bonus spesial menanti!” Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mengumumkan bonus Rp500 juta untuk tim, ditambah Rp50 juta per pemain. Di Jakarta, ribuan suporter nonton bareng di Gelora Bung Karno hingga larut malam, sementara hashtag #GarudaMudaLolos trending nomor satu dunia dengan lebih dari 1,2 juta mention.

Pelatih Nova Arianto tak bisa menyembunyikan air mata di konferensi pers. “Anak-anak ini luar biasa. Mereka juara Asia, dan malam ini mereka tunjukkan hati Garuda sejati. Terima kasih suporter Indonesia—energi kalian terasa sampai Qatar,” ujarnya. Sementara Reinaldo Rueda Jr. mengakui kekalahan: “Indonesia bermain lebih efektif. Kami kebobolan di momen krusial. Selamat untuk mereka.” Pinares, yang cetak gol pembuka, jadi satu-satunya ancaman Honduras dengan dua shots on target.

Di babak 16 besar, Indonesia akan menghadapi runner-up Grup F—kemungkinan besar Meksiko atau Jepang—pada 15 November mendatang di stadion yang sama. Nova menjanjikan rotasi minimal: “Kami akan pelajari lawan, tapi semangat ini yang kami bawa.” Statistik lengkap: Indonesia 12 tembakan (6 on target), possession 41 persen, 7 peluang bersih; Honduras 18 tembakan (7 on target), 4 offside. Clean sheet nyaris diraih jika bukan gol cepat Pinares. bolaqiuqiu

Kemenangan ini bukan akhir, tapi awal era baru sepak bola muda Indonesia. Dari juara Piala Asia U-17 2025 hingga lolos 16 besar Piala Dunia, Garuda Muda membuktikan talenta Nusantara siap bersaing global. Qatar 2025 jadi saksi: Indonesia bukan lagi underdog, tapi calon kuda hitam. Malam ini, Merah Putih berkibar tinggi di Doha—dan mimpi Piala Dunia U-17 baru saja dimulai.

Related Posts

Sumardji Mengundurkan Diri Dari Manajer Timnas Indonesia

Jakarta – Sumardji secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Manajer Tim Nasional Indonesia. Keputusan tersebut diumumkan kepada publik pada Senin (…), sekaligus menandai berakhirnya kiprah salah satu figur penting…

Timnas U-22 Indonesia Mengalami Kekalahan dari Filipina

Timnas U-22 Indonesia harus menelan pil pahit setelah mengalami kekalahan 1–2 dari Filipina dalam laga persahabatan internasional yang digelar di Stadion Rizal Memorial, Manila, Senin malam. Pertandingan yang awalnya diprediksi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *