Timnas Indonesia U-17 Gagal Melaju ke 32 Piala Dunia

Doha, 12 November 2025 – Harapan Timnas Indonesia U-17 untuk melangkah ke babak 32 besar Piala Dunia U-17 2025 pupus sudah. Garuda Muda, yang menjadi wakil Asia pertama lolos secara kompetitif ke turnamen ini, terhenti di fase grup setelah finis di posisi ketiga klasemen peringkat tiga terbaik. Meski meraih kemenangan bersejarah atas Honduras U-17, nasib skuad asuhan Nova Arianto ditentukan oleh hasil-hasil tak menguntungkan di grup-grup lain, meninggalkan kekecewaan mendalam bagi para pendukung sepak bola Indonesia.

Piala Dunia U-17 2025, yang digelar di Qatar untuk pertama kalinya sejak edisi 2023 di Indonesia, menyajikan kompetisi ketat dengan 48 tim peserta. Timnas Indonesia tergabung di Grup H bersama kekuatan besar seperti Brasil, Zambia, dan Honduras. Perjalanan Garuda Muda dimulai dengan langkah berat pada laga pembuka melawan Zambia U-17 di Aspire Zone Stadium. Pada 6 November, Indonesia kalah 1-3 setelah unggul lebih dulu lewat gol Mierza Firdaus di menit ke-15. Zambia membalikkan keadaan dengan dua gol cepat sebelum babak kedua, menunjukkan kelemahan lini belakang Indonesia yang masih rapuh.

Timnas Indonesia U-17 Gagal Melaju ke 32 Piala Dunia

Laga kedua melawan Brasil U-17 pada 9 November menjadi mimpi buruk. Di hadapan tuan rumah yang haus gelar, Indonesia tak berkutik dan kalah telak 0-4. Selecao Muda mendominasi penguasaan bola hingga 68 persen, dengan gol-gol dari Endrick Junior dan rekan-rekannya yang memanfaatkan serangan balik mematikan. Nova Arianto mengakui pasca-pertandingan bahwa timnya kewalahan menghadapi kecepatan dan teknik lawan. “Kami belajar banyak dari Brasil. Mereka adalah tim elit, tapi anak-anak sudah berjuang maksimal,” ujar pelatih berusia 45 tahun itu.

Titik terang akhirnya muncul di laga pamungkas melawan Honduras U-17 pada 10 November malam WIB. Di Lapangan 2 Aspire Zone, Indonesia bangkit dengan kemenangan 2-1 yang menjadi sejarah: kemenangan pertama Garuda Muda di Piala Dunia U-17 sepanjang masa. Evandra Florasta membuka skor dari titik penalti di menit ke-52, memanfaatkan pelanggaran di kotak terlarang. Fadly Alberto menambah keunggulan di menit ke-67 lewat sundulan header dari umpan silang Nazriel Latif. Honduras membalas lewat penalti Luis Suazo di menit ke-78, tapi pertahanan Indonesia bertahan kokoh hingga peluit panjang. Kemenangan ini mengumpulkan tiga poin bagi Indonesia, menempatkan mereka di posisi ketiga Grup H dengan selisih gol -3 (gol 3, kebobolan 6).

Namun, euforia tak bertahan lama. Untuk lolos sebagai salah satu dari delapan peringkat tiga terbaik, Indonesia membutuhkan kombinasi hasil sempurna: Uganda tak boleh menang atas Prancis, Cile ditahan Kanada, serta Paraguay atau Arab Saudi kalah besar di laga terakhir. Sayangnya, skenario itu gagal terwujud. Prancis mengalahkan Uganda 2-0, Kanada menang atas Cile 1-0, dan Paraguay lolos dengan selisih gol lebih baik. Akhirnya, Indonesia finis di posisi ke-10 klasemen peringkat tiga, di luar delapan besar yang ditempati tim seperti Korea Utara, Maroko, dan Jepang.

Statistik fase grup mencerminkan perjuangan keras Garuda Muda. Dari tiga laga, Indonesia mencatatkan penguasaan bola rata-rata 45 persen, melepaskan 28 tembakan dengan akurasi 32 persen, dan melakukan 12 pelanggaran per pertandingan. Pemain bintang seperti Evandra Florasta (1 gol, 1 assist) dan Mierza Firdaus (1 gol) menjadi pilar, sementara kiper Arkhan Kaka melakukan 12 penyelamatan krusial. Meski gagal, ini adalah partisipasi kedua berturut-turut Indonesia di Piala Dunia U-17, menandai kemajuan signifikan sejak lolos via Piala Asia U-17 2025 di Arab Saudi.

Nova Arianto tak menyesali hasil ini. “Kami datang sebagai underdog, tapi anak-anak menunjukkan mental juang Asia. Kemenangan atas Honduras adalah modal berharga untuk masa depan,” katanya dalam konferensi pers di Doha. Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) juga menyambut hangat prestasi ini. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan melalui akun X-nya: “Bangga dengan Garuda Muda! Gagal bukan akhir, tapi awal dari kebangkitan sepak bola muda kita. Terima kasih, Nova dan para pemain!”

Kekecewaan pecah di kalangan suporter. Ribuan fans yang menyaksikan via live streaming FIFA+ di Indonesia menggelar doa bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta. “Kami sudah beri yang terbaik, tapi bola itu bulat,” tulis seorang netizen di media sosial. Analis sepak bola lokal, Bambang Pamungkas, menilai kegagalan ini karena kurangnya pengalaman internasional. “Lini depan tajam, tapi belakang masih bocor. Butuh lebih banyak uji coba melawan tim Eropa,” ujarnya. bolaqiuqiu

Piala Dunia U-17 2025 berlanjut ke babak 32 besar dengan partai-partai sengit, termasuk Brasil vs runner-up Grup G. Bagi Indonesia, turnamen ini meninggalkan warisan: generasi muda yang siap tempur. Dengan lolos kompetitif pertama kali, Garuda Muda membuktikan bahwa mimpi Piala Dunia bukan lagi khayalan. Ke depan, PSSI berencana perkuat akademi usia dini, targetkan edisi 2027 di Maroko. “Kami akan kembali lebih kuat,” janji Nova.

Related Posts

Sumardji Mengundurkan Diri Dari Manajer Timnas Indonesia

Jakarta – Sumardji secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Manajer Tim Nasional Indonesia. Keputusan tersebut diumumkan kepada publik pada Senin (…), sekaligus menandai berakhirnya kiprah salah satu figur penting…

Timnas U-22 Indonesia Mengalami Kekalahan dari Filipina

Timnas U-22 Indonesia harus menelan pil pahit setelah mengalami kekalahan 1–2 dari Filipina dalam laga persahabatan internasional yang digelar di Stadion Rizal Memorial, Manila, Senin malam. Pertandingan yang awalnya diprediksi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *