Ultras Garuda Demo Digedung PSSI, Minta Erick Tohir Out

Jakarta, 16 November 2025 – Suasana tegang menyelimuti kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Arena, Senayan, Jakarta, Jumat sore kemarin. Kelompok suporter Timnas Indonesia, Ultras Garuda, menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Dengan seragam hitam serentak, ratusan anggota Ultras Garuda mendatangi gedung federasi, menuntut revolusi total dan pengunduran diri Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, beserta anggota Exco Arya Sinulingga. Aksi ini dipicu kekecewaan mendalam atas kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, ditambah ketidakjelasan pengganti pelatih Patrick Kluivert.

Sekitar 200 suporter hadir, membawa spanduk berisi sindiran pedas: “Erick Out”, “Arya Out”, “Revolusi Total PSSI”, “Road Map Kok Ribet”, dan “Menpora Evaluasi Ketum PSSI”. Mereka juga menempelkan poster tuntutan di kaca GBK Arena, sambil menyalakan flare dan kembang api yang menciptakan asap tebal. “Kami sudah beri kesempatan panjang, tapi PSSI tak berubah. Erick Thohir out sekarang juga! Kalau punya nyali, keluar dan bicara!” teriak orator utama, Andi Saputra, dari atas barikade sementara. Massa berorasi selama hampir satu jam, menekankan lima poin tuntutan utama: manajemen timnas profesional, road map PSSI yang jelas, rekrutmen pelatih transparan, pembinaan usia dini terintegrasi, serta penghargaan peran suporter.

Ultras Garuda Demo Digedung PSSI, Minta Erick Tohir Out

Aksi ini berlangsung damai meski sempat memanas. Polisi dan aparat keamanan PSSI berjaga ketat, tapi tak ada bentrokan. Ultras Garuda bahkan menyegel pintu masuk kantor PSSI dengan lakban bertuliskan “Tutup Sementara Sampai Respons”. Namun, ironisnya, tak satu pun pengurus PSSI—termasuk Erick Thohir—muncul untuk bertemu massa. “Mereka bersembunyi di balik polisi. Ini bukti PSSI tak peduli suporter, yang jadi tulang punggung sepak bola Indonesia,” keluh Saputra. Demo bubar sekitar pukul 18.00 WIB secara tertib, tapi ancaman aksi lanjutan bergema: “Jika tak ada respons dalam seminggu, kami kembali dengan lebih besar.”

Latar belakang protes ini berakar pada pertemuan sebelumnya. Pada 26 Oktober lalu, perwakilan Ultras Garuda bertemu Erick Thohir dan Arya Sinulingga, menyampaikan tuntutan serupa. Sayangnya, tak ada tindak lanjut konkret. Kegagalan Garuda di kualifikasi Piala Dunia—terhenti di babak ketiga setelah kalah telak dari Australia 0-5—menjadi puncak frustrasi. Belum lagi, pemecatan Kluivert tanpa pengganti jelas, ditambah kontroversi naturalisasi dan dugaan intervensi politik di PSSI. “Sepak bola adalah pemersatu bangsa, bukan alat politik. Erick janji emas, tapi hasilnya zonk,” tulis pernyataan resmi Ultras Garuda di Instagram, yang langsung viral dengan 50 ribu like.

Reaksi di media sosial meledak. Tagar #ErickOut dan #RevolusiPSSI trending nomor satu di X (sebelumnya Twitter), dengan lebih dari 300 ribu tweet dalam 24 jam. “Ultras Garuda benar! PSSI butuh darah segar, bukan dinasti Thohir,” komentar akun @GarudaVoice_ID
. Selebriti seperti Raffi Ahmad ikut angkat suara: “Dukung suporter, evaluasi PSSI yuk!” Namun, ada pula yang bela Erick, seperti eks pemain Timnas Ponaryo Astaman: “Erick bawa perubahan infrastruktur, jangan buru-buru out.” Media seperti Detik.com dan Viva.co.id menyoroti aksi ini sebagai “ledakan bom waktu” sepak bola Indonesia, mengingatkan demo suporter 2019 yang memicu reformasi.

Hari ini, Minggu (16/11), Erick Thohir akhirnya angkat bicara usai melepas Bank Jateng Borobudur Marathon di Magelang. “Kami akui ada kekurangan sebagai manusia. Road map sudah ada, tapi butuh waktu. Saya terima kritik Ultras Garuda sebagai masukan,” ujarnya kepada wartawan. Erick menjanjikan pertemuan lanjutan dalam dua minggu, tapi tak menyinggung pengunduran diri. Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyatakan akan evaluasi PSSI, meski belum spesifik. “Suporter adalah aset, tuntutan mereka valid. Kami pantau,” katanya singkat. bolaqiuqiu

Aksi Ultras Garuda ini bukan sekadar protes, tapi jeritan hati pecinta sepak bola nasional. Dari tribun SUGBK yang selalu penuh dukungan, kini suporter turun ke jalan demi Garuda bangkit. Apakah Erick Thohir mundur? Atau PSSI bangkit dari kritik? Waktu satu minggu jadi penentu. Bagi Ultras, perjuangan tak berakhir: “Kami tak gentar, Garuda harus terbang tinggi!” Situasi GBK kini tenang, tapi getarannya masih terasa—sepak bola Indonesia di persimpangan sejarah.

Related Posts

Justin Hubner di Baned Tiga Pertandingan Resmi Oleh KNVB

Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) resmi menjatuhkan sanksi larangan bermain selama tiga pertandingan kepada bek muda Justin Hubner setelah insiden yang terjadi pada laga Eredivisie akhir pekan lalu. Keputusan ini…

Rizky Ridho Masuk Voting Nominasi FIFA Puskas Award 2025

Jakarta, 14 November 2025 – Kebanggaan sepak bola Indonesia mencapai puncak baru ketika bek Persija Jakarta dan Timnas Indonesia, Rizky Ridho, resmi masuk nominasi FIFA Puskás Award 2025. Gol spektakuler…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *