
Jakarta, 28 Juli 2025 – Timnas Indonesia U-23 bersiap menghadapi Vietnam U-23 dalam final ASEAN U-23 Championship 2025, atau dikenal sebagai Piala AFF U-23 Mandiri Cup 2025, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Selasa, 29 Juli 2025, pukul 20.00 WIB. Laga ini menjadi ulangan final 2023, di mana Vietnam mengalahkan Indonesia 6-5 melalui adu penalti setelah bermain imbang 0-0. Kini, dengan dukungan penuh suporter tuan rumah, Garuda Muda bertekad membalaskan dendam dan merebut gelar kedua mereka setelah kemenangan di edisi 2019.
Indonesia melaju ke final setelah kemenangan dramatis atas Thailand di semifinal pada Jumat (25/7), dengan skor 1-1 yang berakhir 7-6 melalui adu penalti. Gol Jens Raven di menit ke-83 menyamakan kedudukan setelah Thailand unggul melalui Yotsakon Burapha di menit ke-60. Kiper Muhammad Ardiansyah menjadi pahlawan dengan menepis penalti krusial, memastikan tiket final. Namun, kekhawatiran muncul karena Raven, striker kunci keturunan Belanda, terlihat pincang akibat cedera hamstring, membuat statusnya diragukan untuk final. Pelatih Gerald Vanenburg menegaskan timnya akan mengandalkan mental juara dan dukungan suporter untuk mengatasi Vietnam.
Vietnam, juara bertahan 2022 dan 2023, tampil solid dengan mengalahkan Filipina 2-1 di semifinal. Gol Nguyen Dinh Bac di menit ke-83 dan Nguyen Xuan Bac membalikkan keadaan setelah Filipina memimpin melalui Javier Mariona. Di bawah asuhan pelatih Kim Sang-sik, Vietnam menunjukkan kedisiplinan taktik dengan formasi 3-4-3, mengandalkan serangan cepat dari Khuat Van Khang dan lini belakang kokoh yang dipimpin Nguyen Phi Hoang. Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) bahkan menggelontorkan bonus Rp625 juta untuk memotivasi tim menuju gelar ketiga beruntun, sebuah rekor yang belum pernah tercapai di turnamen ini.
Pertemuan Indonesia dan Vietnam di final ini menjadi yang ketiga di ajang AFF U-23. Pada 2019, Indonesia menang 1-0 di semifinal melalui gol Muhammad Luthfi Kamal, namun kalah di final 2023 via adu penalti. Head-to-head kedua tim seimbang, masing-masing dengan satu kemenangan, membuat laga ini diprediksi sengit. Indonesia unggul dalam penguasaan bola, mencatatkan 71% melawan Thailand, tetapi Vietnam lebih efektif dengan 15 tembakan tepat sasaran di fase grup. Pengamat sepak bola Indonesia, Tommy Welly, menyoroti dua kelemahan Garuda Muda: penyelesaian akhir yang buruk dan koordinasi lini belakang yang perlu diperbaiki untuk menghadapi serangan balik Vietnam.
Indonesia tampil impresif di fase grup, tak terkalahkan dengan kemenangan 8-0 atas Brunei Darussalam, 1-0 atas Filipina, dan imbang 0-0 melawan Malaysia, tanpa kebobolan. Vietnam, sebagai juara Grup B, menang 3-0 atas Laos dan 2-1 atas Kamboja, menunjukkan konsistensi sebagai tim tersukses dengan dua gelar. Keuntungan Indonesia sebagai tuan rumah di SUGBK, yang diperkirakan dipenuhi 80.000 suporter, menjadi faktor kunci. “Dukungan publik akan jadi pemain ke-12 kami,” ujar kapten tim Kadek Arel. Tiket final ludes terjual sejak 24 Juli, dengan siaran langsung di Indosiar, SCTV, Moji, dan Vidio. bolaqiuqiu
Meski Vietnam diunggulkan karena pengalaman, Indonesia punya peluang besar dengan skuad solid yang diperkuat Hokky Caraka, Rayhan Hannan, dan Robi Darwis. Media Vietnam, seperti dilaporkan The Thao 247, menyebut Indonesia sebagai “korban berulang,” namun Vanenburg menegaskan timnya siap menjawab tantangan dengan strategi agresif. Dengan tagar #TimnasDay trending di X, mencatatkan lebih dari 100.000 unggahan, laga ini menjadi panggung untuk membuktikan supremasi regional. Akankah Indonesia mengakhiri dominasi Vietnam, atau Golden Star Warriors akan mencatatkan hattrick juara?