 
									Suasana Istana Negara masih terasa hangat pasca-pelantikan bersejarah kemarin. Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) baru, dalam rangkaian reshuffle kabinet Merah Putih jilid ketiga sepanjang September ini. Rotasi ini mengejutkan banyak pihak, karena Erick, yang selama ini dikenal sebagai arsitek transformasi BUMN, kini beralih ke ranah pemuda dan olahraga yang justru menjadi passion-nya sejak lama.
Pelantikan berlangsung meriah di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (17/9/2025) siang. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 96/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri serta Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode 2024-2029, Erick Thohir diambil sumpahnya secara agama Islam oleh Presiden Prabowo. “Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara,” ucap Erick mengikuti teks sumpah yang dibacakan Prabowo. Acara ini juga melantik pejabat lain, seperti Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago sebagai Menko Polkam, menggantikan Budi Gunawan, serta Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor.
Erick Thohir, 55 tahun, lahir di Jakarta pada 30 Mei 1970, bukan orang asing di dunia olahraga. Sebagai pengusaha sukses pendiri Mahaka Group, ia pernah menjabat Presiden Inter Milan (2013-2016), pemilik D.C. United di MLS, dan saat ini Ketua Umum PSSI sejak 2023. Pendidikannya di National University, San Diego, AS, membekalinya dengan MBA yang mendukung karir bisnisnya. Sejak 2019, Erick menjabat Menteri BUMN di era Jokowi dan dilanjutkan di Kabinet Prabowo, di mana ia berhasil restrukturisasi ratusan BUMN, membersihkan korupsi, dan mendorong sinergi dengan UMKM. Prestasinya diakui dengan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Brawijaya tahun 2023.
Rotasi ini menggantikan Dito Ariotedjo, yang diberhentikan pada 8 September 2025 sebagai bagian dari reshuffle sebelumnya. Alasan pemindahan Erick ke Menpora disebut-sebut karena kedekatannya dengan olahraga. Di bawah kepemimpinannya sebagai Ketum PSSI, Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia 2027 dan liga domestik direvitalisasi. “Erick adalah sosok tepat untuk membangun generasi emas 2045 melalui olahraga dan pemuda,” ujar Arief Rosyid Hasan, Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran. Prabowo sendiri menekankan, “Ini penyesuaian strategis untuk optimalisasi kinerja kabinet menghadapi tantangan nasional.”
Langkah pertama Erick sebagai Menpora langsung tancap gas. Ia berencana mengumpulkan mantan Menpora untuk menyusun roadmap olah raga hingga 2045, memastikan keberlanjutan visi. Di X (bekas Twitter), Erick membalas ucapan selamat dari Presiden FIFA Gianni Infantino dengan nada optimis: “Terima kasih, kita akan tingkatkan prestasi bersama.” Namun, tiga PR besar menanti: persiapan SEA Games 2025 di Bangkok (9-20 Desember), Asian Games 2026, dan target 100 atlet ke Olimpiade 2028. Pengamat Joko Pekik Irianto menyoroti harmonisasi pelaku olahraga dan netralitas dari politik, mengingat Permenpora 14/2024 yang kontroversial.
Reaksi publik campur aduk. Di X, tagar #ErickThohirMenpora mendominasi, dengan dukungan dari pecinta sepak bola: “Akhirnya Erick full fokus PSSI dan olahraga nasional!” tulis @BolaSportcom. Namun, publik Vietnam mempertanyakan rangkap jabatan Erick sebagai Ketum PSSI, meminta intervensi FIFA. Di sisi BUMN, Golkar khawatir kekosongan jabatan Erick. “Bisa diisi Plt, tapi potensi perubahan struktur ke Danantara,” kata sumber partai. Ekonom menilai Kementerian BUMN mungkin tak lagi relevan, digantikan badan investasi baru. bolaqiuqiu
Secara keseluruhan, rotasi Erick ke Menpora membuka babak baru. Dengan pengalaman bisnis dan olahraganya, ia diharapkan mengangkat prestasi pemuda Indonesia. Seperti kata Erick, “Kita harus loyal dan bekerja keras untuk rakyat.” Kini, tantangan SEA Games dan visi emas 2045 menanti langkah konkretnya. Reshuffle ini juga menunjukkan dinamika Prabowo dalam adaptasi cepat pasca-pilpres 2024. Bagi bangsa, ini peluang emas membangun generasi unggul.