
Gelombang kemarahan publik mencapai puncaknya pada Sabtu sore, 30 Agustus 2025, ketika ratusan massa menggeruduk dan menjarah rumah anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Ahmad Sahroni, di Jalan Swasembada Timur XXII, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Aksi ini dipicu oleh pernyataan kontroversial Sahroni yang menyebut desakan pembubaran DPR sebagai “mental orang tolol sedunia” saat kunjungan kerja di Polda Sumatera Utara pada 22 Agustus 2025. Ucapan tersebut memicu kemarahan masyarakat, yang tengah geram dengan isu kenaikan tunjangan anggota DPR hingga Rp50 juta per bulan.
Menurut laporan Serambinews.com, massa yang terdiri dari warga sipil, mahasiswa, dan kelompok pemuda tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB dengan konvoi sepeda motor. Mereka melempari rumah Sahroni dengan batu dan benda keras, merusak pagar, kaca jendela, dan sebuah mobil listrik yang terparkir di garasi. Situasi semakin memanas ketika massa menjebol pagar dan masuk ke dalam rumah, menjarah barang berharga seperti televisi, perabot rumah tangga, hingga sebuah brankas yang diduga berisi uang. Video siaran langsung di akun TikTok @cukupsatu_selamanya, yang ditonton 1,5 juta orang, menunjukkan massa mengangkut barang seperti kursi, selimut, dan bahkan patung Iron Man yang hancur berkeping-keping. “Duit rakyat, duit rakyat!” teriak massa sambil menggeret brankas, sebagaimana dilaporkan Tribun-medan.com.
Massa Hancurkan dan Jarah Rumah Sahroni Dampak Dari Ucapan Tolol
Ucapan Sahroni, “Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia,” dianggap merendahkan aspirasi rakyat yang menuntut transparansi dan kinerja DPR yang lebih baik. Pernyataan ini, yang disampaikan di tengah protes nasional terhadap tunjangan DPR, memicu gelombang demonstrasi sejak 25 Agustus 2025. Ketegangan meningkat setelah insiden tragis pada 28 Agustus, ketika pengemudi ojol Affan Kurniawan tewas dilindas rantis Brimob di Pejompongan, Jakarta Pusat, dalam aksi demo. Sahroni, yang juga mendukung tindakan tegas aparat terhadap demonstran, menjadi sasaran kemarahan publik.
Akibat ucapannya, Sahroni dicopot dari jabatan Wakil Ketua Komisi III DPR RI pada 29 Agustus 2025, dan kini hanya menjabat sebagai anggota Komisi I. Meski Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim membantah bahwa mutasi ini terkait kontroversi, publik menilai langkah ini sebagai respons atas tekanan sosial. Sahroni sempat mengklarifikasi bahwa istilah “tolol” tidak ditujukan kepada masyarakat, melainkan pada logika pembubaran DPR, namun klarifikasi ini dianggap terlambat dan tidak meredam amarah.
Aksi penjarahan rumah Sahroni, yang disiarkan langsung di media sosial, memperlihatkan eskalasi krisis kepercayaan terhadap wakil rakyat. Suara.com melaporkan bahwa massa juga mengangkut pakaian dalam dan barang elektronik, sementara warga sekitar meminta agar rumah tidak dibakar demi keselamatan lingkungan. Ketua RT setempat, Yuridisman, menyebut pelaku bukan warga lokal, melainkan datang dari luar daerah. Sementara itu, beredar kabar bahwa Sahroni dan keluarganya telah meninggalkan Indonesia menuju Singapura, meski belum ada konfirmasi resmi. bolaqiuqiu
Pengamat politik dari Citra Institute, Effriza, menilai ucapan Sahroni memperburuk hubungan antara rakyat dan elite politik, terutama di tengah kemarahan atas insiden kematian Affan. Ia mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil sikap tegas, termasuk membahas pembatalan tunjangan DPR, guna meredam ketegangan. Hingga kini, polisi masih menyelidiki insiden penjarahan, dengan tujuh anggota Brimob diperiksa terkait kematian Affan, namun belum ada keterangan resmi dari Sahroni. Aksi ini menjadi peringatan keras bagi politisi untuk menjaga ucapan dan sikap di tengah situasi politik yang sensitif.