adminParis Saint-Germain (PSG) mengirimkan pesan tegas kepada seluruh Eropa dengan meraih kemenangan yang benar-benar spektakuler dalam lanjutan fase liga Liga Champions. Bertandang ke markas Bayer Leverkusen di BayArena, tim juara bertahan tersebut tampil “kesetanan” dan melibas tuan rumah dengan skor telak 7-2. Pertandingan yang digelar pada Rabu dini hari WIB itu tidak hanya menyuguhkan hujan sembilan gol, tetapi juga penuh dengan drama kartu merah yang membuat jalannya laga semakin tak terduga.
Babak Pertama: Empat Gol Kilat dan Drama Kartu Merah
PSG, di bawah arahan pelatih Luis Enrique, langsung tancap gas sejak menit awal. Intensitas serangan yang tinggi dari Les Parisiens langsung membuahkan hasil cepat. Gol pembuka tercipta di menit ke-7 melalui sundulan bek tengah Willian Pacho, memanfaatkan kemelut yang terjadi di kotak penalti Leverkusen setelah situasi sepak pojok.
Meskipun tertinggal, Bayer Leverkusen tidak menyerah. Mereka bermain lebih keras dan berusaha menekan, yang berujung pada hadiah penalti pada menit ke-38 setelah bek PSG, Ilia Zabarnyi, dinilai melakukan handsball di area terlarang. Aleix Garcia yang maju sebagai eksekutor berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Namun, momen penting yang mengubah arah pertandingan secara drastis terjadi beberapa saat sebelumnya. Kapten Leverkusen, Robert Andrich, diganjar kartu merah langsung setelah tertangkap kamera VAR menyikut pemain PSG, Desire Doue. Bermain dengan 10 orang, pertahanan Die Werkself mulai goyah.
PSG memanfaatkan keunggulan jumlah pemain ini secara brutal. Hanya berselang tiga menit dari gol penyeimbang Leverkusen, Desire Doue mengembalikan keunggulan PSG menjadi 2-1. Khvicha Kvaratskhelia kemudian menambah gol ketiga di menit ke-44, dan Doue kembali mencetak gol keduanya menjelang akhir babak pertama (injury time), menutup paruh pertama dengan skor telak 4-1. Dominasi PSG benar-benar tak terbendung.
Babak Kedua: Pesta Berlanjut Hingga Gol Ketujuh
Babak kedua menjadi panggung unjuk kekuatan lini serang PSG. Baru lima menit berjalan, fullback kiri Nuno Mendes mencatatkan namanya di papan skor, membuat kedudukan berubah menjadi 5-1.
Leverkusen sempat menunjukkan semangat pantang menyerah. Aleix Garcia kembali mencetak gol keduanya, kali ini melalui tendangan jarak jauh yang indah, pada menit ke-54, memperkecil ketertinggalan menjadi 2-5. Gol ini seolah memberikan sedikit harapan bagi tuan rumah, namun hal itu tak bertahan lama.
Pesta gol PSG berlanjut. Ousmane Dembele, yang baru pulih dari cedera dan masuk sebagai pemain pengganti, langsung memberikan dampak instan. Ia mencetak gol keenam PSG di menit ke-66 melalui sepakan terukur.
Puncaknya, menjelang akhir laga di menit ke-90, Vitinha menutup malam yang spektakuler bagi PSG dengan gol ketujuh melalui tembakan jarak jauh yang keras. Skor akhir 7-2 menjadi penutup duel sengit dan penuh drama di BayArena.
Dampak dan Pesan yang Ditinggalkan
Kemenangan telak 7-2 ini tidak hanya mengukuhkan posisi PSG di puncak klasemen dengan sembilan poin sempurna, tetapi juga menegaskan status mereka sebagai salah satu kandidat terkuat peraih gelar juara musim ini. Performa tim yang kolektif, ditambah kontribusi gol dari enam pemain berbeda (Pacho, Doue 2x, Kvaratskhelia, Mendes, Dembele, dan Vitinha), menunjukkan kedalaman dan kualitas merata di skuad asuhan Luis Enrique. bolaqiuqiu
Bagi Bayer Leverkusen, kekalahan ini adalah pil pahit yang harus ditelan. Kekalahan pertama di bawah pelatih baru Kasper Hjulmand ini menjadi evaluasi besar bagi mereka, terutama dalam hal menjaga emosi dan konsistensi pertahanan saat bermain di bawah tekanan tinggi. Skor 7-2 ini akan lama dikenang sebagai salah satu malam paling brutal bagi tim Jerman di kompetisi elite Eropa.
