Sjafrie Sjamsoeddin Beberkan J-10 Chengdu Akan Tiba di Jakarta

JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin secara resmi mengonfirmasi kabar yang telah lama menjadi spekulasi di kalangan pengamat militer. Indonesia akan segera kedatangan jet tempur multi-peran Chengdu J-10 buatan Republik Rakyat China. Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan publik, Menhan memastikan bahwa pesawat tempur canggih tersebut “sebantar lagi akan terbang di Jakarta,” menandai fase krusial dalam program modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).

Pernyataan tersebut disampaikan Sjafrie kepada awak media di Jakarta pada Rabu (15/10/2025), mengakhiri diskusi panjang mengenai komitmen Indonesia untuk mendatangkan alutsista dari berbagai sumber non-Barat. Meskipun Sjafrie enggan memberikan rincian waktu kedatangan dan jumlah pasti unit yang dibeli, penegasannya sudah cukup memberikan sinyal bahwa proses pengadaan, yang berada di bawah wewenang Kementerian Pertahanan, telah mencapai tahap finalisasi.

Strategi Diversifikasi Alutsista

Keputusan untuk mengakuisisi Chengdu J-10 memperkuat strategi diversifikasi sumber alutsista yang dianut oleh Indonesia. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Kemenhan secara gencar melakukan pembelian alat pertahanan dari berbagai negara, mulai dari jet tempur Rafale dari Prancis, program kerja sama pengembangan jet tempur KF-21 Boramae dengan Korea Selatan, hingga kontrak pengadaan jet tempur KAAN buatan Turki.

Sjafrie Sjamsoeddin Beberkan J-10 Chengdu Akan Tiba di Jakarta

Chengdu J-10, yang di dunia Barat sering dijuluki ‘Vigorous Dragon’ atau ‘Naga yang Kuat’, akan menjadi elemen strategis baru dalam komposisi armada tempur Indonesia, yang saat ini telah diperkuat oleh Sukhoi Su-27/30, F-16, dan Hawk. Pengamat militer menilai, masuknya J-10 akan memberikan TNI AU opsi taktis yang lebih luas dan menjaga posisi netral-aktif Indonesia di tengah persaingan geopolitik global.

Keunggulan dan Nilai Kompetitif J-10

Jet tempur J-10, khususnya varian modernnya seperti J-10C, dikenal sebagai pesawat tempur multi-peran bermesin tunggal yang setara dengan F-16 Amerika Serikat atau Saab Gripen dari Eropa. Keunggulan utamanya terletak pada konfigurasi sayap canard-delta dan sistem kendali fly-by-wire yang memungkinkannya memiliki manuver sangat lincah, terutama dalam pertempuran udara jarak dekat (dogfight).

Dalam konteks pengadaan, faktor harga menjadi pertimbangan kuat. Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto pernah menyatakan bahwa jika pesawat tersebut memenuhi kriteria teknis dan memiliki harga yang kompetitif, maka tidak ada alasan untuk tidak mengakuisisinya. Laporan media menyebutkan bahwa Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bahkan telah menyetujui anggaran untuk pembelian jet tempur ini, yang diperkirakan mencapai sekitar US$9 miliar. Namun, detail anggaran ini masih akan dikonfirmasi lebih lanjut oleh Kemenhan.

Jet tempur ini tidak hanya mengandalkan kelincahan, tetapi juga dilengkapi dengan kemampuan elektronik dan persenjataan modern. J-10C memiliki radar canggih dan mampu membawa berbagai muatan, termasuk rudal udara-ke-udara jarak jauh dan bom berpemandu laser.

Antisipasi dan Harapan TNI AU

Keputusan Menhan Sjafrie disambut baik oleh TNI AU. Meskipun proses pengadaan berada di Kemenhan, TNI AU sebagai pengguna utama menyatakan siap untuk mengintegrasikan J-10 ke dalam sistem pertahanan udara nasional. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) telah memastikan bahwa TNI AU akan berfokus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur pendukung, termasuk skadron dan fasilitas perawatan, untuk mengakomodasi jet tempur baru tersebut. bolaqiuqiu

Kedatangan J-10 di Jakarta akan menjadi simbol nyata dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) tahap akhir. Diharapkan, jet tempur Chengdu J-10 dapat segera beroperasi penuh dan menjadi perisai udara yang kuat untuk menjaga kedaulatan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia. Langkah ini juga menjadi penegas bahwa Indonesia akan terus menjalin kerja sama pertahanan yang luas tanpa terikat pada blok tertentu.

Related Posts

Megawati Didepak Klub Turki: Pilih Bela Timnas Voli Indonesia

Kabar mengejutkan datang dari dunia voli internasional. Megawati Hangestri Pertiwi, bintang voli kebanggaan Indonesia, dikabarkan resmi berpisah dengan klub Turki yang menaunginya dan memilih untuk kembali ke tanah air guna…

Babak Baru KPK Selidiki Dugaan Korupsi Proyek Whoosh

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menjadi sorotan publik setelah secara resmi memulai penyelidikan terhadap dugaan tindak pidana korupsi yang terkait dengan proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau yang lebih dikenal…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *