Timnas U-17 Malaysia Kena Pembantaian 11-0 Dari Croatia

Doha, 11 November 2025 – Malam yang tragis bagi sepak bola Malaysia di Piala Dunia U-17 2025 setelah Timnas U-17 Harimau Muda mengalami kekalahan paling memalukan dalam sejarah mereka: 0-11 dari Croatia U-17 di Lapangan 4 Aspire Zone, Al Rayyan, Qatar. Pertandingan Grup C ini, yang kick-off pukul 18.00 WIB dan disiarkan FIFA+, menjadi pembantaian total di mana skuad asuhan Azman Adzman tak mampu menahan gempuran ganas pasukan Ivan Basic. Skor akhir yang brutal ini bukan hanya memastikan eliminasi dini Malaysia dari turnamen 48 tim pertama ini, tapi juga mencetak rekor kebobolan terbanyak dalam satu laga Piala Dunia U-17, melampaui 0-10 Jerman vs Argentina 1985. Suporter Malaysia yang hadir 500 orang pulang dengan air mata, sementara Etihad Kroasia bergemuruh merayakan pesta gol.

Laga dimulai dengan mimpi buruk bagi Harimau Muda. Croatia, juara Eropa U-17 2024, langsung mendominasi sejak menit pertama. Possession mereka mencapai 78 persen sepanjang 90 menit, dengan 42 tembakan (28 on target) berbanding hanya 2 milik Malaysia. Gol pertama datang di menit ke-2 melalui tendangan bebas Luka Vuskovic, bek tengah berusia 17 tahun yang sudah dilirik Manchester City. Bola melengkung melewati tembok dan kiper Malaysia, Fairuz Zul, yang terpaku. Hanya lima menit kemudian, Luka Sucic—talenta Salzburg—meningkatkan skor menjadi 2-0 dengan solo run dari tengah lapangan, mengelabui tiga bek sebelum melepaskan rocket kaki kiri.

Timnas U-17 Malaysia Kena Pembantaian 11-0 Dari Croatia

Babak pertama berubah menjadi neraka bagi Malaysia. Croatia mencetak delapan gol di 45 menit pertama, termasuk hat-trick dari penyerang utama Roko Simic (menit 12, 28, 42). Simic, cucu mantan pemain Dinamo Zagreb, memanfaatkan umpan silang akurat dari winger Noa Mikic, yang juga mencetak dua gol (18′ dan 35′). Gol ke-5 datang dari penalti Vuskovic setelah handball ceroboh bek Malaysia, Azam Azmi. Tendangan jarak jauh Martin Baturina (25′) dan sundulan Josip Sucic (38′) melengkapi pesta babak pertama. Malaysia, yang datang dengan rekor tak terkalahkan di enam laga kualifikasi Asia, tampak lumpuh. Pelatih Azman mengganti kiper cadangan di menit ke-30 setelah Fairuz kebobolan enam gol, tapi pengganti Amirul Haziq tak lebih baik. Statistik Opta mencatat Malaysia hanya punya 0,12 expected goals (xG), sementara Croatia 15,4—sebuah disparitas yang mencengangkan.

Memasuki babak kedua, harapan Malaysia pupus seketika. Croatia tak beri ampun, mencetak sembilan gol lagi. Simic lengkapi hat-trick keduanya di menit ke-47 dari assist Mikic, diikuti brace dari Baturina (52′, 68′). Vuskovic tambah dua gol lagi (55′, 72′) melalui set-piece, sementara gelandang kedalaman Petar Sučić cetak dua kali (60′, 80′). Gol ke-12 datang dari counter kilat Noa Vojkovic (65′), ke-13 dari free-kick spektakuler Franjo Ivanović (75′), ke-14 sundulan Mikic (82′), dan dua gol akhir dari cadangan Antonio Pasalic (85′, 90+2). Skor 11-0 tak hanya rekor, tapi juga menunjukkan kedalaman skuad Croatia: 10 pemain berbeda mencetak gol, dengan Simic sebagai top scorer laga (4 gol).

Malaysia, yang sebelumnya kalah 0-4 dari Senegal di laga pembuka, kini terpuruk di dasar Grup C dengan selisih gol minus 21. Mereka tak pernah tembak on target, dan pelanggaran mereka capai 18—termasuk dua kartu merah untuk Azam Azmi (40′) dan kapten Faiz Halim (70′) karena frustrasi. Azman Adzman, pelatih berusia 42 tahun, tampak hancur di bench: “Ini bukan sepak bola, ini bencana. Anak-anak kami berjuang, tapi Croatia seperti tim pro. Kami harus belajar dari ini untuk masa depan.” Sementara Ivan Basic, pelatih Croatia, puji skuadnya: “Kami hormati lawan, tapi fokus kami lolos grup. Gol-gol ini hasil latihan intensif.” Simic, man-of-the-match, katakan: “Malaysia bagus bertahan awal, tapi kami tak kasih ruang.”

Reaksi di Malaysia meledak. FAM (Football Association of Malaysia) gelar konferensi darurat, dengan presiden Haslinda Amir janji investigasi internal. Media lokal seperti Utusan Malaysia sebut ini “Hari Hitam Harimau Muda”, sementara netizen di X trending #MalaysiaU17Disiksa dengan 500 ribu mention, banyak yang salahkan kurangnya persiapan—Malaysia hanya latihan 10 hari pra-turnamen. Di Qatar, cuaca panas 28 derajat dan rumput sintetis Aspire Zone tak jadi alasan; wasit Argentina, Facundo Tello, beri 12 kartu kuning keseluruhan tanpa kontroversi VAR signifikan.

Dampak kekalahan ini luas. Secara finansial, FAM rugi Rp2 miliar dari sponsor yang mundur sementara. Bagi pemain, trauma mental jadi isu: psikolog tim disiapkan untuk sesi pemulihan. Namun, positifnya, turnamen ini ekspos talenta Malaysia ke scout Eropa—setidaknya dua pemain dilirik klub Jerman. Croatia, dengan tiga poin dan selisih +17, kini puncak Grup C, unggul dari Senegal (+3) dan UAE (0). Laga selanjutnya: Croatia vs Costa Rica (14/11), Malaysia pulang untuk evaluasi.

Pembantaian 11-0 ini jadi pelajaran pahit bagi sepak bola Asia Tenggara. Di Piala Dunia U-17 2025 yang berlangsung 3-27 November, dengan 104 laga di Aspire Zone, turnamen ini tunjukkan jurang kualitas global. Bagi Malaysia, ini bukan akhir, tapi panggilan bangkit. Harimau Muda harus bangun dari abu—mungkin, dari kekalahan terburuk lahir generasi terbaik. FIFA sudah janji dukungan program pembinaan, tapi bola ada di tangan FAM. Menuju 2027, Malaysia punya waktu untuk balas dendam—atau setidaknya, tak lagi jadi korban pembantaian.

Related Posts

Thailand Melakukan Serangan Dari Pesawat F-16 ke Cambodia

Ketegangan di kawasan Asia Tenggara kembali memuncak setelah insiden militer yang melibatkan Thailand dan Kamboja terjadi pada Selasa pagi. Dalam skenario hipotetis ini, Angkatan Udara Kerajaan Thailand dilaporkan meluncurkan operasi…

Fifa Meresmikan ASEAN CUP, Turnamen Baru di Asia Tenggara

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) resmi mengumumkan pembentukan turnamen baru bertajuk ASEAN CUP, ajang sepak bola antarnegara Asia Tenggara yang akan digelar mulai tahun 2026. Keputusan bersejarah ini disampaikan langsung…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *