Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) resmi menerima pesawat angkut berat Airbus A400M Atlas pertama di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Upacara serah terima dipimpin langsung Presiden Prabowo Subianto, yang secara simbolis menyerahkan pesawat tersebut kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, sebelum diteruskan ke Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono. Momen ini menandai era baru modernisasi alutsista TNI AU, dengan A400M menjadi pesawat angkut terbesar dan tercanggih yang pernah dimiliki Indonesia.
Pesawat dengan tail number A-4001 dan callsign RAJA 401 ini mendarat pukul 07.40 WIB setelah menempuh perjalanan tiga hari dari Sevilla, Spanyol, via Dubai dan Medan. Kedatangannya disambut tradisi water salute oleh mobil pemadam kebakaran Lanud Halim, diikuti tepuk tangan riuh dari ratusan prajurit TNI AU dan tamu undangan. Prosesi seremonial mencakup pelepasan tirai Merah Putih yang menampilkan logo Skuadron Udara 31, penyiraman air kembang ke ban pesawat sebagai doa keselamatan, serta penyerahan kunci simbolis. Presiden Prabowo menekankan pentingnya A400M untuk wilayah Indonesia yang luas. “Wilayah kita sangat besar, sebesar Eropa, dengan belasan ribu pulau. Udara bagi kita sangat penting,” ujarnya.
TNI AU Terima Pesawat Airbus A400M di Lanud Halim Perdanakusuma
A400M ini merupakan unit pertama dari dua pesawat yang dipesan Kementerian Pertahanan RI melalui kontrak pada November 2021 di Dubai Airshow, efektif 2022. Kontrak mencakup konfigurasi multirole tanker and transport (MRTT), lengkap dengan paket pelatihan dan pemeliharaan. Unit kedua dijadwalkan tiba pada kuartal pertama 2026. Indonesia menjadi negara ke-10 di dunia dan ke-2 di Asia (setelah Malaysia) yang mengoperasikan A400M. Pesawat ini akan memperkuat Skuadron Udara 31/Angkut Berat di Lanud Halim, menggantikan peran C-130 Hercules yang lebih tua.
Spesifikasi A400M sungguh impresif. Pesawat bertenaga empat mesin turboprop Europrop TP400-D6 ini mampu mengangkut muatan maksimal 37 ton, termasuk kendaraan berat, helikopter, atau 116 prajurit bersenjata lengkap. Jangkauannya mencapai 3.400 nautical miles dengan muatan 20 ton, kecepatan jelajah Mach 0.72, dan ketinggian maksimal 40.000 kaki. Keunggulan utamanya adalah kemampuan operasi di landasan pendek dan kasar (short takeoff and landing/STOL), cocok untuk misi di daerah terpencil Nusantara. Selain transportasi taktis-strategis, A400M bisa difungsikan sebagai tanker udara untuk pengisian bahan bakar di udara, evakuasi medis (MEDEVAC), serta bantuan kemanusiaan. Presiden Prabowo bahkan memerintahkan pemasangan modul ambulans udara dan kit pemadam kebakaran hutan (firefighting kit) yang mampu menyemprot 20.000 liter air atau retardant dalam satu misi.
Proses akuisisi ini bermula dari kunjungan Menteri Pertahanan saat itu, Prabowo, ke fasilitas Airbus di Sevilla. Empat penerbang TNI AU – Letkol Pnb M. Fajar Adrian, Letkol Pnb Alvin Saleky, Mayor Pnb Dedy Firmansyah, dan Kapten Pnb M. Arief Harwanto – telah menyelesaikan pelatihan type rating di International Training Center Airbus. Mereka menerbangkan A400M perdana dari Spanyol ke Indonesia, didampingi pilot Airbus. Selain itu, dua loadmaster dan 12 teknisi juga dilatih untuk operasi dan pemeliharaan. Infrastruktur di Lanud Halim, termasuk hangar, telah dipersiapkan sejak lama.
Kedatangan A400M ini bukan hanya simbol kekuatan militer, tapi juga komitmen terhadap Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Pesawat ini vital untuk tanggap bencana alam, pengiriman logistik ke pulau terluar, serta dukungan misi internasional. “A400M akan menjadi aset nasional untuk Human Assistance and Disaster Response,” kata perwakilan Airbus. Reaksi publik positif; media sosial ramai dengan euforia, seperti postingan di X yang memuji “sayap baru Indonesia di langit Nusantara.” Beberapa netizen menyebutnya “king of transport” yang siap hadapi tantangan geografis Indonesia.
Dengan nilai kontrak miliaran euro, akuisisi ini bagian dari program Minimum Essential Force (MEF) tahap ketiga. Kemenhan juga menandatangani letter of intent untuk empat unit tambahan. Panglima TNI Agus Subiyanto optimistis: “Ini memperkuat mobilitas udara kita, baik untuk pertahanan maupun kemanusiaan.” Sementara KSAU Tonny Harjono menambahkan, A400M akan integrasikan dengan armada existing seperti Rafale dan C-130. Di tengah ancaman regional, pesawat ini jadi game changer bagi kedaulatan udara Indonesia. bolaqiuqiu
Euforia di Lanud Halim tak terbendung. Prajurit muda bersorak saat Prabowo naik ke kokpit untuk inspeksi. “Alhamdulillah, alutsista penting mulai berdatangan,” tutur Presiden. A400M bukan akhir, tapi awal dari armada udara modern yang mandiri. Indonesia kini sejajar dengan negara maju dalam teknologi airlift.