Rio de Janeiro, 8 Juli 2025 – Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS, kelompok ekonomi berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, serta anggota baru seperti Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan kini Indonesia. Pengumuman ini disampaikan oleh pemerintah Brasil, yang memegang presidensi BRICS 2025, pada pembukaan KTT BRICS ke-17 di Rio de Janeiro, Brasil, pada 6–7 Juli 2025. Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam KTT ini menandai langkah historis Indonesia sebagai negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dengan blok tersebut.

Keputusan Indonesia bergabung dengan BRICS disetujui secara konsensus pada KTT BRICS 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan, namun baru diformalkan setelah pemilu presiden 2024, di mana Prabowo Subianto dilantik pada Oktober 2024. Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, menyatakan bahwa keanggotaan BRICS mencerminkan kebijakan luar negeri bebas aktif Indonesia. “Ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara berkembang, sekaligus menjaga netralitas Indonesia di tengah dinamika geopolitik global,” ujar Sugiono dalam pernyataan resmi.

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyambut hangat keanggotaan Indonesia, menyoroti peran negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini. “Indonesia berbagi visi dengan BRICS untuk mereformasi tata kelola global dan memperkuat kerja sama Selatan-Selatan,” kata Lula dalam pidato pembukaan KTT. Deklarasi Rio de Janeiro, yang diadopsi selama KTT, menegaskan komitmen BRICS untuk multilateralisme, reformasi institusi global seperti PBB, IMF, dan Bank Dunia, serta pembangunan berkelanjutan.

Indonesia Resmi Bergabung Menjadi Anggota BRICS di Rio de Janeiro, Brasil

Keanggotaan BRICS membuka peluang besar bagi Indonesia, terutama dalam kerja sama ekonomi dan finansial. BRICS menyumbang 24% PDB global dan lebih dari 16% perdagangan dunia, dengan New Development Bank (NDB) sebagai salah satu pilar pendanaan proyek-proyek infrastruktur. Indonesia diharapkan memanfaatkan akses pasar baru, investasi, dan kerja sama teknologi, khususnya dalam sektor sumber daya alam seperti nikel dan minyak sawit. Pada 2022, negara-negara BRICS menyumbang 21,2% dari total investasi asing langsung Indonesia, angka yang diperkirakan meningkat pasca-keanggotaan.

Namun, keanggotaan ini juga menimbulkan tantangan. Sebagian pihak khawatir BRICS, yang dipandang sebagai penyeimbang kekuatan Barat, dapat menyeret Indonesia menjauh dari prinsip non-blok. Untuk menjaga keseimbangan, Sugiono menegaskan bahwa Indonesia juga sedang menjajaki keanggotaan di Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), yang beranggotakan negara-negara Barat seperti AS dan Inggris. Langkah ini menunjukkan upaya Indonesia mempertahankan posisi independen di tengah polarisasi global.

Dalam KTT, Presiden Prabowo juga bertemu dengan sejumlah pemimpin BRICS, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi, untuk membahas kerja sama bilateral dan isu global seperti perdamaian di Timur Tengah. Indonesia kembali menegaskan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina, sejalan dengan deklarasi Kazan 2024 yang menyoroti krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. bolaqiuqiu

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyebut keanggotaan BRICS sebagai inisiatif langsung Presiden Prabowo di tahun pertama kepemimpinannya. “Ini adalah langkah awal menuju masa depan yang lebih adil dan setara,” ujarnya. Diaspora Indonesia di Brasil menyambut antusias kehadiran Prabowo, melihat keanggotaan BRICS sebagai bukti peran Indonesia yang semakin besar di panggung dunia.

Dengan bergabungnya Indonesia, BRICS kini mewakili 46% populasi dunia dan lebih dari 32% PDB global. KTT Rio de Janeiro juga memperkenalkan negara mitra seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam, menandakan ekspansi lebih lanjut blok ini. Keanggotaan Indonesia di BRICS menegaskan posisinya sebagai kekuatan ekonomi baru yang siap berkontribusi pada tatanan dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.