Thailand dan Kamboja Semakin Tegang hingga Memicu Peperangan

Jakarta, 26 Juli 2025 – Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja kembali memanas, mencapai titik eskalasi terparah dalam lebih dari satu dekade setelah baku tembak, serangan udara, dan ledakan ranjau darat di wilayah sengketa pada Kamis (24/7). Pertempuran yang berlangsung di sekitar Candi Preah Vihear dan Ta Muen Thom telah menewaskan sedikitnya 15 warga sipil dan satu tentara Thailand, serta satu warga sipil Kamboja, dengan puluhan lainnya luka-luka. Konflik ini, yang dipicu oleh sengketa wilayah berusia lebih dari satu abad, kini mengancam stabilitas kawasan Asia Tenggara, memicu kekhawatiran dunia internasional.

Ketegangan bermula pada 28 Mei 2025, ketika baku tembak singkat di Provinsi Preah Vihear, Kamboja, dan Ubon Ratchathani, Thailand, menewaskan seorang tentara Kamboja. Insiden ini diikuti oleh ledakan ranjau darat pada 16 dan 23 Juli, yang menyebabkan dua tentara Thailand kehilangan kaki. Thailand menuding Kamboja sengaja menanam ranjau, sementara Kamboja membantah, menyebut ranjau tersebut sisa perang saudara mereka dan menuduh Thailand melanggar jalur patroli yang disepakati. Ketegangan memuncak pada 24 Juli, ketika Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk menyerang posisi militer Kamboja, yang dibalas dengan tembakan artileri dan roket BM-21 oleh Kamboja.

Thailand dan Kamboja Semakin Tegang hingga Memicu Peperangan

Sengketa ini berpusat pada Candi Preah Vihear, situs warisan dunia UNESCO yang ditetapkan milik Kamboja oleh Mahkamah Internasional (ICJ) pada 1962 dan 2013. Namun, Thailand tetap mengklaim wilayah di sekitar candi, termasuk lahan seluas 4,6 km², berdasarkan peta kolonial Prancis tahun 1907 yang dianggap tidak akurat. Ketegangan kembali memanas pada 2008 ketika Kamboja mendaftarkan candi tersebut ke UNESCO, memicu bentrokan bersenjata hingga 2011 yang menewaskan puluhan orang. Insiden terbaru ini diperparah oleh skandal politik, di mana rekaman percakapan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra dengan mantan PM Kamboja Hun Sen bocor, memicu skorsing Paetongtarn dan meningkatkan sentimen nasionalis di kedua negara.

Dampak konflik ini signifikan. Thailand menutup perbatasan, membatasi akses warga, dan mengancam memutus pasokan listrik serta internet ke kota-kota Kamboja. Sebaliknya, Kamboja memberlakukan embargo terhadap impor buah, sayuran, serta film dan drama Thailand. Lebih dari 100.000 warga Thailand di Provinsi Surin dan Ubon Ratchathani telah dievakuasi, sementara 1.500 keluarga Kamboja di Oddar Meanchey juga mengungsi. Kementerian Kesehatan Thailand melaporkan 46 orang luka-luka, termasuk 15 tentara, akibat serangan roket Kamboja, yang disebut Menteri Kesehatan Somsak Thepsuthin sebagai “kejahatan perang.”

Dunia internasional bereaksi cepat. AS, sekutu Thailand, dan China, yang dekat dengan Kamboja, menyerukan gencatan senjata. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, sebagai Ketua ASEAN, memediasi dialog, meski Thailand menolak keterlibatan ICJ dan bersikeras pada penyelesaian bilateral. Dewan Keamanan PBB menggelar rapat darurat pada 25 Juli, mendesak kedua negara melindungi warga sipil. Kamboja, melalui Menteri Luar Negeri Prak Sokhonn, menegaskan komitmen damai namun siap membela kedaulatan sesuai Pasal 51 Piagam PBB. bolaqiuqiu

Indonesia, melalui Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Lodewijk Freidrich Paulus, menyatakan upaya mediasi untuk mencegah dampak lanjutan bagi WNI di kedua negara. Meski tidak ada WNI di zona konflik, DPR RI mendesak pemerintah mengantisipasi krisis kemanusiaan. Konflik ini, jika tidak diredam, berisiko menciptakan krisis regional yang lebih luas, mengingat kedua negara adalah anggota penting ASEAN.

Related Posts

Kesepakatan Damai Thailand-Kamboja Menuju Genjatan Senjata

Jakarta, 27 Juli 2025 – Ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja, yang memanas akibat sengketa wilayah di sekitar Candi Preah Vihear, akhirnya mereda setelah kedua negara mencapai kesepakatan damai dalam mediasi yang…

Indonesia dan Uni Eropa Capai Kesepakatan Tarif Perdagangan 0%

Jakarta, 26 Juli 2025 – Indonesia dan Uni Eropa (UE) mencapai terobosan bersejarah dalam hubungan dagang bilateral dengan kesepakatan tarif perdagangan 0% untuk sejumlah komoditas utama, yang diumumkan dalam putaran…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *